Kamis, 05 Januari 2012

HPP

HARGA POKOK PENJUALAN
 Dalam perusahaan dagang, biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dari hasil penjualan meliputi
- harga pokok (cost) barang yang terjual
- biaya operasi yang terjadi selama periode ybs.
 Harga pokok barang yang telah laku dijual biasa disebut Harga Pokok Penjualan (HPP).
 Dalam suatu toko pakaian, yang disebut HPP meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk membeli kemeja, rok, blouse, & barang dagangan lain yang telah laku dijual dalam suatu periode.
Biaya Operasinya meliputi semua biaya yang berhubungan dengan kegiatan penjualan dan administrasi toko, seperti biaya sewa, gaji pegawai, biaya listrik, dll.
PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN
 Persediaan pada perusahaan dagang disebut persediaan barang dagangan atau sering disingkat persediaan, yang terdiri dari barang-barang yang disediakan untuk dijual kepada para konsumen selama periode normal kegiatan perusahaan.
 Persediaan yang dimiliki perusahaan pada awal (hari pertama) suatu periode akuntansi disebut persediaan awal.
 Persediaan yang dimiliki perusahaan pada hari terakhir dari suatu periode akuntansi disebut persediaan akhir.
 Persediaan akhir suatu periode akan menjadi persediaan awal periode akuntansi berikutnya.
 Persediaan akhir dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancar.
 Ada 2 metode untuk menentukan persediaan akhir dan HPP:
1. Metode Persediaan Periodik
2. Metode Persediaan Perpetual
Selanjutnya, yang digunakan dalam bab ini : Metode persediaan periodik.
Metode Persediaan Periodik / Persediaan Fisik
 Umumnya digunakan pada perusahaan yang menjual barang dagangan dengan harga relatif murah, tetapi frekuensi penjualannya sangat sering.
 Jurnal Pembelian barang dagangan:
Pembelian …………………………………. Rp xxx
Kas/Utang Dagang..………………… Rp xxx
 Jurnal Penjualan barang dagangan:
Kas/Piutang Dagang …………….………. Rp xxx
Penjualan …………………..………. Rp xxx
 Rekening Persediaan tidak digunakan untuk mencatat pertambahan persediaan karena transaksi pembelian dan tidak digunakan untuk mencatat pengurangan persediaan karena transaksi penjualan.
 Persediaan yang ada pada suatu saat tertentu dan Harga pokok penjualan dapat diketahui dari perhitungan fisik persediaan yang ada di gudang, yang biasanya dilakukan menjelang penyusunan laporan keuangan.
 Hal-hal yang mempengaruhi penentuan Harga pokok penjualan:
1. Harga pokok barang yang ada pada awal periode (persediaan awal)
2. Harga pokok barang yang dibeli selama periode (harga pokok pembelian)
3. Harga pokok barang yang belum terjual dan ada dalam persediaan pada akhir periode (persediaan akhir)
Contoh perhitungan Harga pokok penjualan (HPP) :
Jika diketahui persediaan awal periode Rp 120.000,0, harga pokok pembelian selama periode Rp 800.000,-, dan persediaan akhir periode Rp 140.000,-:
Persediaan Awal ………………………………………….. Rp 120.000,-
Tambah: Harga pokok pembelian selama periode ……. Rp 800.000,-
Harga pokok barang yang tersedia untuk dijual ……….. Rp 920.000,-
Kurang: Persediaan akhir ………………………………… Rp 140.000,-
Harga pokok penjualan …………………………………… Rp 780.000,-
HARGA POKOK PEMBELIAN
 Ditentukan oleh:
1. Harga pokok barang yang dibeli (angkanya diperoleh dari rekening pembelian)
2. Dikurangi penyesuaian karena adanya retur dan potongan pembelian (angka transaksi ini dicatat dalam rekening khusus yang terpisah dari rekening pembelian)
3. Dikurangi penyesuaian karena adanya potongan tunai pembelian (angka transaksi ini dicatat dalam rekening khusus yang terpisah dari rekening pembelian)
4. Ditambah penyesuaian karena adanya biaya pengangkutan untuk mengangkut barang sampai di gudang perusahaan (angka transaksi ini dicatat dalam rekening yang terpisah dari rekening pembelian)
Potongan Rabat
 Yaitu: Potongan khusus, yang berupa pengurangan harga dari daftar harga resmi/katalog
 Potongan rabat diberikan oleh pabrik atau grosir kepada pembeli tertentu, seperti dealer atau pembeli yang melakukan pembelian dalam jumlah besar.
 Rabat dapat ditetapkan dengan tarif tunggal atau berganda
 Contoh: barang dengan harga menurut daftar sebesar Rp 100.000,- dijual dengan rabat 30%. Harga jual sesungguhnya menjadi Rp 70.000,- dengan perhitungan:
Harga menurut daftar ………………………………… Rp 100.000,-
Dikurangi: Rabat 30% x Rp 100.000,- ……………… Rp 30.000,-
Harga jual ……………………………………………… Rp 70.000,-
Untuk konsumen tertentu, kadang-kadang penjual memberikan rabat berganda, misal 30% san 10%. Dalam contoh di atas, harga jualnya menjadi Rp 63.000,-, dengan perhitungan sbb:
Harga menurut daftar ………………………………… Rp 100.000,-
Dikurangi: Rabat pertama 30% x Rp 100.000,- …… Rp 30.000,-
Sisa ……..……………………………………………… Rp 70.000,-
Dikurangi : Rabat kedua 10% x Rp 70.000,- ………. Rp 7.000,-
Harga jual ……………………………………………… Rp 63.000,-
 Rabat tidak dicatat dalam pembukuan, baik dalam pembukuan pembeli atau penjual, tetapi hanya untuk menentukan harga jual sesungguhnya.
Biaya Angkut Pembelian
 Merupakan biaya untuk mengangkut barang dari tempat penjual ke tempat pembeli.
 Biaya ini dapat menjadi beban penjual atau pembeli.
 Apabila menjadi beban pembeli, biaya ini akan menambah harga pokok barang yang dibeli.
 Jurnal untuk mencatat biaya ini:
Biaya Angkut Pembelian …………………. Rp xxx
Kas …………………………………… Rp xxx
 Rekening Biaya angkut pembelian dilaporkan dalam laporan rugi-laba pada bagian Harga pokok penjualan, sebagai penambah pembelian bersih.
HARGA POKOK BARANG YANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL
 Yaitu : Harga pokok pembelian dari seluruh barang yang dibeli selama periode, ditambah harga pokok persediaan yang ada pada awal periode (persediaan awal)
 Contoh: lihat Laporan Rugi-laba (sebagian) PT. Langgeng
PERSEDIAAN AKHIR
 Harga pokok persediaan akhir periode : Hasil perhitungan jumlah fisik persediaan dikalikan dengan harga pokok yang sesuai.
HARGA POKOK PENJUALAN
 Harga pokok penjualan: Persediaan awal ditambah harga pokok barang yang dibeli, dikurangi persediaan akhir.